Islamofobia yang terjadi di berbagai belahan dunia masih saja terjadi bahkan semakin mengkhawatirkan. Di India dilaporkan ada lima orang tewas, sebagai buntut bentrokan yang terjadi antara umat Hindu dan muslim yang terjadi pada Senin (31/7/2023), tak jauh dari New Delhi (CNBCIndonesia.com, 1/8/2023). Terjadi pembakaran masjib di kota Gurgaon, mengakibatkan tewasnya salah seorang imam masjid.
Telah beberapa
kali dilaporkan adanya bentrokan yang sering terjadi antara umat Hindu dan
muslim di India. Beragam bentuk kekerasan terhadap muslim dilakukan, mulai dari
pelecehan muslimah, pemerkosaan hingga penyerangan.Semua ini membuktikan bahwa
kapitalisme tidak sejalan dengan Islam.
Penyerangan
terhadap Islam serta simbol-simbolnya pun terjadi di Swedia. Sebuah masjid di
Stockholm, Swedia, mendapatkan ancaman pembunuhan yang tertulis di pintu masjid
tersebut. Peristiwa ini merupakan yang kedua dalam kurun seminggu. Muslim di
sana juga menerima surat yang berisi zat seperti bubuk, bahkan mendapat kiriman
bom palsu. (Viva, 23-2-2024).
Kelompok anti
Islam melakukan pembakaran Al Qur'an selama tiga hari berturut-turut
(sindonews.com, 3/8/2023). Beragam gelombang protes dilakukan umat Islam. Namun
negara yang bersangkutan tak mampu tegas memberikan sanksi (CNBCIndonesia.com,
3/8/2023). Ketidaktegasan Swedia dalam menindak para pembakar Al Qur'an memicu
pandangan bahwa kedua negara tersebut menmbiarkan aktivitas penistaan agama.
Di Gaza, zion*s tak
berhenti menyerang Palestina. Sudah lebih dari 150 hari agresi militer yang
terjadi disana dan tercatat per 4 Maret 2024 korban meninggal dunia mencapai 31
ribu orang.
Sedangkan di Inggris, sikap anti-muslim melonjak tiga kali lipat sejak serangan Zion*s terhadap Palestina. Organisasi tersebut mencatat sebanyak 2.020 kasus, di antaranya 901 kasus terjadi offline dan 1. 109 terjadi di dunia maya. Serangan yang dilancarkan secara langsung berupa perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur antimuslim. Sebanyak 65% kasus menyerang perempuan. (VOA Indonesia, 23-2-2024).
Sifat keinginan untuk menguasai dunia membuat kaum kapitalis, termasuk para pemimpinnya, menghalalkan segala cara, termasuk membiarkan umat Islam berpencar ke banyak negara. Mereka secara sadar memutuskan hubungan antara nasionalisme dan institusi politik demokratis di dunia Islam. Tapi bukan itu saja.
Bukan rahasia lagi juga kalau mereka menanam Israel di tengah pemukiman umat Islam di wilayah Palestina. Umat Islam di Timur Tengah tidak akan bersatu karena keamanan terus tidak stabil. Peristiwa 11 September seolah menjadi pertanda kita harus melawan Islam. Mereka yang tidak ingin diperlakukan dengan permusuhan harus mendukung keputusan Amerika. Dunia pada akhirnya terpecah dan dikuasai oleh Amerika dan sekutunya.
lsamofobia menyebar dengan cepat di media karena mereka bebas mengungkapkan opini negatif tentang Islam. Opini masyarakat bahwa umat Islam itu jahat dan teroris telah menyebar. Situasi ini tentu membuat sebagian non-Muslim mengembangkan kebencian terhadap Islam, yang juga mereka tunjukkan kepada seluruh umat Islam yang mereka temui.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS Ali Imran: 118).
Sejak runtuhnya Kekhalifahan Ottoman pada 3 Maret 1924, umat Islam menjadi sasaran kebencian musuh-musuh Islam. Hingga jatuhnya Khilafah, umat Islam selalu merasa aman dimanapun berada. Setiap kali seorang Muslim dianiaya, khalifah mengirimkan pasukan untuk melindunginya. Dulu, ketika Prancis mencoba menggelar pertunjukan yang menghina Nabi Muhammad, khalifah langsung mengirimkan pesan yang menyerukan agar acara tersebut dibatalkan. Itu faktanya.
Saat itu Khilafah telah berhasil menaklukkan dunia, dan semua negara tidak berani menentangnya. Khalifah menerapkan kaidah Islam sesuai Al-Quran dan Sunnah. Berbeda jauh dengan struktur negara adidaya saat ini yang mengeksploitasi sumber daya alam dan justru menebar ketakutan. Khilafah merupakan perisai perlindungan yang selalu melindungi umat Islam dari segala bahaya yang akan datang.
Oleh karena itu, kecuali umat Islam memiliki perisai yang kuat, permasalahan seperti isu Palestina dan Islamofobia tidak akan pernah terselesaikan. Perisai yang dimaksud adalah Khilafah yang diwakili oleh Nabi. Sebagai orang yang beriman kepada Allah hendaknya kita yakin bahwa janji-Nya akan kabar kemenangan Islam akan segera tiba. Ada juga kabar gembira dari Rasulullah.
“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Dia berkehendak menghapusnya. Setelah itu akan datang masa kekhalifahan ‘ala minhaj an-nubuwwah, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Dia berkehendak menghapusnya. Setelah itu akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang zalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Dia berkehendak menghapusnya. Setelah itu akan datang masa raja diktator (pemaksa), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah akan menghapusnya jika Dia berkehendak menghapusnya. Kemudian datanglah masa Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas metode kenabian).’ Setelah itu, beliau (saw.) diam.” (HR Imam Ahmad).
Oleh: Iffah Wardatun Hamro / Eterna Foundation PurbalinggaEterna Foundation Purbalingga

COMMENTS