Kuliah Mahal, Kerja Susah, Gen Z Menganggur, Siapa Yang Salah?

SHARE:

Laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan situasi yang mengkhawatirkan: sebanyak 9,9 juta Generasi Z di Indonesia tergolong  Not in Education, Employment, or Training atau NEET. Artinya hampir 10 juta gen Z itu menganggur dalam arti tidak kuliah dan tidak bekerja. Angka ini tidak hanya menunjukkan masalah serius dalam transisi generasi muda ke dunia pendidikan tinggi dan pasar kerja, tetapi juga disebut sebut berpotensi menghambat pemanfaatan bonus demografi serta pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Generasi Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012. Generasi Z atau biasa disebut Gen Z adalah generasi usia produktif dan merupakan bonus demografi. Bonus demografi diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2030 nanti. Di mana pada tahun tersebut generasi produktif lebih banyak dibanding usia lanjut yang tidak produktif, diiringi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Generasi ini hidup di zaman teknologi dan mempunyai kemampuan menggunakan teknologi tinggi sejak dini. Keunggulan Gen Z dibanding generasi sebelumnya yaitu bisa memanfaatkan kemajuan teknologi di berbagai aspek.

Kemajuan teknologi tidak serta-merta menjadikan Gen Z menjadi generasi yang produktif. Jika Gen Z tidak bisa menyikapi perkembangan teknologi dengan bijak, bisa dipastikan Gen Z akan menjadi korban dari perkembangan teknologi itu sendiri. Menjadi pribadi yang individualis, egois, dan anti sosial adalah dampak buruk dari perkembangan teknologi, apabila tidak digunakan dengan tepat. Hal ini, juga bisa memicu kenakalan-kenakalan remaja, gangguan kesehatan akibat kurangnya pergerakan tubuh, bahkan bisa memengaruhi kesehatan mental karena kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Untuk menjadikan Gen Z menjadi generasi yang bisa menghadapi tantangan hidup, harus ada pihak yang mengarahkan supaya bijak menggunakan teknologi. Teknologi dimanfaatkan untuk menggapai masa depan yang cerah, bukan sebaliknya. Dibarengi dengan memberikan  pendidikan keperibadian yang baik, tujuan pendidikan tidak melulu soal capaian materi yang nantinya akan diperoleh tetapi juga membentuk tingkah laku yang baik.

Namun, tingginya angka Generasi Z yang tidak kuliah dan tidak bekerja menunjukkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya siap memanfaatkan bonus demografi ini. Ketidaksiapan ini dapat menghambat potensi pertumbuhan ekonomi dan memperburuk masalah sosial, seperti kemiskinan dan ketimpangan sosial.

Sedangkan, visi Indonesia Emas 2045 adalah menciptakan Indonesia yang maju, adil, dan makmur saat bangsa ini merayakan 100 tahun kemerdekaannya. Salah satu pilar utama dari visi ini adalah pembangunan SDM yang unggul. Namun, angka pengangguran yang tinggi di kalangan Generasi Z bisa menjadi batu sandungan besar dalam mencapai tujuan tersebut.

Dalam jurnal ketenagakerjaan mengenai Analisis Tenaga Kerja Muda Tanpa Kegiatan (Not in Education, Employment, or Training/NEET), NEET disebabkan oleh pertama, pertumbuhan ekonomi yang rendah menyebabkan perusahaan menghentikan rekrutmen baru atau bahkan mengurangi tenaga kerjanya.

Kedua, kebuntuan pasar tenaga kerja yang mana pertumbuhan ekonomi yang lambat membuat perusahaan enggan menciptakan lapangan kerja baru, sedangkan peraturan pemerintah yang terlalu melindungi tenaga kerja membuat perusahaan sulit memensiunkan tenaga yang sudah tidak aktif.

Ketiga, ketaksesuaian lulusan sekolah/perguruan tinggi dengan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri.

Keempat, inovasi-inovasi yang membuat proses produksi dan bisnis berjalan lebih efisien sehingga mengurangi tenaga kerja.

Kelima, globalisasi (negara yang dapat memproduksi barang atau jasa secara efisien akan kebanjiran order produksi, dan sebaliknya negara yang tidak efisien akan kelebihan pengangguran). (CNBC Indonesia, 17-5-2024).

Kelima, penyebab NEET di atas mengonfirmasikan berlepas tangannya negara terhadap urusan menyiapkan pekerjaan untuk masyarakat. Sistem ekonomi liberal telah menjadi akar masalah pengangguran. Lapangan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab negara malah diserahkan kepada perusahaan-perusahaan individu/swasta. Lulusan sekolah atau perguruan tinggi pun terpaksa memenuhi “kebutuhan” industri.

Sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini telah memotong potensi intelektual mereka dengan harus terjun ke dunia kerja. Sekolah-sekolah yang ada seolah dibangun hanya untuk melahirkan para pekerja, bukan untuk mereka yang mahir di berbagai disiplin ilmu. Tidak mengherankan jika keahlian mereka diamputasi hanya sampai sekolah menengah kejuruan, setelah itu jarang yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena mahalnya biaya pendidikan.

Gen Z yang langsung terjun ke dunia kerja akhirnya harus menghadapi perubahan lanskap pekerjaan. Perubahan teknologi yang cepat telah mengubah lanskap pekerjaan secara drastis. Otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) menggantikan banyak pekerjaan tradisional, sedangkan pekerjaan baru yang muncul sering kali memerlukan keterampilan teknis dan digital yang tinggi. Gen Z yang baru lulus sering kali tidak memiliki keterampilan khusus yang dibutuhkan di pasar kerja saat ini.

Selain itu, sistem pendidikan di negeri ini belum sepenuhnya beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja modern. Kurikulum yang diajarkan sering kali tidak relevan dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini. Akibatnya, banyak lulusan Gen Z yang tidak siap dengan keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh industri.

Banyak perusahaan lebih memilih calon karyawan yang memiliki pengalaman kerja, sedangkan  Gen Z yang baru lulus biasanya hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman kerja sama sekali. Program magang atau kerja sambilan yang seharusnya memberikan pengalaman praktis sering kali tidak mencukupi atau tidak tersedia.

Gen Z juga dikenal memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap karier mereka, baik dari segi gaji maupun lingkungan kerja. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memberikan kepuasan pribadi dan keseimbangan hidup yang sering kali tidak mudah ditemukan di pekerjaan entry-level. Ekspektasi ini kadang membuat mereka memilih untuk tidak bekerja daripada menerima pekerjaan yang tidak sesuai harapan mereka.

Oleh karena itu, sistem pendidikan perlu diperbarui untuk lebih menekankan pada pengembangan keterampilan praktis dan teknis yang relevan dengan kebutuhan industri. Kurikulum harus lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan teknologi. Program pelatihan vokasional dan kursus keterampilan digital harus diperbanyak dan lebih mudah diakses.

Kerjasama antara institusi pendidikan dan industri sangat penting. Program magang yang diperluas dan kerja sama yang erat dengan perusahaan dapat memberikan pengalaman praktis yang berharga bagi siswa. Perusahaan juga dapat memberikan input mengenai keterampilan yang mereka butuhkan sehingga pendidikan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Selain keterampilan teknis, soft skills seperti komunikasi, kerjasama tim, dan pemecahan masalah juga penting. Program pelatihan yang fokus pada pengembangan keterampilan ini dapat membantu generasi Z lebih siap menghadapi tuntutan kerja.

Bagaimana Pandangan Islam?

Peran dan posisi pemuda dalam Islam sungguh sangat luar biasa. Pemuda merupakan tulang punggung yang membentuk komponen pergerakan. Mereka memiliki kekuatan yang produktif serta kontribusi tanpa limit. Suatu umat tidak akan runtuh selama ada pundak para pemuda yang memiliki kepedulian dan semangat membara. Peran inilah yang sekarang “dimandulkan” oleh sistem kapitalisme.

Sejatinya, pemuda Islam harus siap tampil di mana saja ketika tenaga dan kekuatannya dibutuhkan untuk berkorban pada Rabb-nya. Jika peradaban tidak memiliki pemuda, niscaya peradaban itu akan mati. Jika pemudanya lurus, peradaban pun akan lurus.

Sistem yang terbukti menjadikan rakyatnya tidak ada yang menganggur adalah sistem Islam. Sistem Islam mempunyai kebijakan-kebijakan agar semua rakyatnya mempunyai pekerjaan. Di mana sistem Islam hanya bisa diterapkan di Negara Islam (Khilafah). Negara Islam menetapkan semua laki-laki yang mampu bekerja akan diberikan kesempatan untuk bekerja. Negara membuka lapangan pekerjaan yang luas di semua sektor, baik itu di sektor pemerintahan maupun di luar pemerintahan. Negara juga memberikan bantuan modal untuk orang-orang yang mau berusaha secara mandiri tanpa mengharapkan timbal balik.

Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab penguasa terhadap kesejahteraan rakyatnya. Karena dalam Islam penguasa akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasar setiap individu. Dengan membuka lapangan kerja, penguasa sudah memenuhi sebagian kewajibannya dalam mengurusi rakyatnya. Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari menyatakan dengan jelas bahwa "Khalifah/kepala negara adalah pengurus rakyat dan akan dimintai pertanggungjawaban atas pengurusan rakyatnya."

Selain memberikan kesempatan bekerja bagi laki-laki yang produktif atau yang sanggup bekerja, Islam juga memberikan motivasi bagi laki-laki supaya tidak malas dalam mencari nafkah. Bekerja adalah salah satu cara menjaga kehormatan dari meminta-minta dan memelas kepada orang lain. Ini sesuai dengan hadis Rasullulah saw. yang diriwayatkan oleh Al Bukhari, "Salah seorang dari kalian mencari kayu bakar (dengan cara dipikul) di atas punggungnya itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada seseorang, lalu orang itu boleh jadi memberi atau menolak untuk memberi dia".

Islam mewajibkan setiap laki-laki bekerja dengan makruf untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan orang-orang yang berada dalam tanggungannya. Islam mendorong orang untuk bekerja dan mencari rezeki. Rezeki memang sudah ditetapkan Allah Swt., tetapi Allah Swt. menilai usaha kita untuk menjemput rezeki tersebut yaitu dengan bekerja dan memberi ganjaran pahala yang besar untuk itu.

Dalam membentuk generasi, Islam memberikan pendidikan Islam dengan menanamkan akidah dan karakter yang kuat selain IPTEK. Pendidikan Islam melahirkan generasi tangguh, mempunyai rasa juang yang tinggi dan pantang menyerah dalam kondisi dan situasi apa pun. Sebut saja seperti Khalid bin Walid, Muhammad Al Fatih,  Salahuddin Al Ayyubi mereka adalah panglima-panglima perang yang mumpuni dan pantang menyerah. Al Biruni, Al Kindi, Al Farazi, Ibnu Sina, dan banyak lagi ilmuwan-ilmuwan yang menghiasi peradaban Islam yang gemilang. Selain mereka ahli di bidang sains dan teknologi, mereka adalah ulama besar yang tsaqofah Islamnya tak diragukan lagi. Termasuk juga Imam empat mazhab yaitu, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hambal juga terlahir dari peradaban Islam.

Dari gambaran generasi pada kegemilangan Islam dapat kita simpulkan bahwa generasi pada masa itu adalah generasi tangguh dan cemerlang. Pantang menyerah untuk mencapai tujuan. Berbeda dengan generasi saat ini yang rapuh tidak tahan terhadap tantangan dan goncangan. Padahal, mereka hidup di zaman teknologi yang seharusnya bisa membuat mereka sukses dalam kehidupan, bukan sebaliknya.

Untuk masalah pengangguran, selain tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja, pada diri generasi Z juga harus ditanamkan bahwa bekerja adalah kewajiban setiap laki-laki sekaligus kehormatannya. Malas bekerja atau sengaja menjadi pengangguran akan mendapat kehinaan di dunia maupun di akhirat kelak. []

Oleh: Iffah Wardatun Hamro / Eterna Foundation Purbalingga

COMMENTS

Nama

Berita,1083,Budaya,71,Daerah,73,Ekonomi,319,Hukum,217,Internasional,97,Kesehatan,27,Nasional,770,Opini,363,Pakar,306,Pembaca,12,Pendidikan,54,Politik,298,Redaksi,12,Redaktur,6,Sosial,99,Teknologi,31,Tokoh,94,Video,21,
ltr
item
ETERNANEWS: Kuliah Mahal, Kerja Susah, Gen Z Menganggur, Siapa Yang Salah?
Kuliah Mahal, Kerja Susah, Gen Z Menganggur, Siapa Yang Salah?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQOtFH5M9ngzHKUe6EW6Os0OJuurRe7NTeLO5NUJweEkcl0aZs2q1bJCkS1Xk2a0XoJJ_qSfN2yYCghky1XNlhzV1F01AC9Av4l8J7y_053XBH_eU26AcqXKROpgRaGiPXePjOpfG9tkl5IQuZPynp6B2zmfch6OF7AjVnhm6vNWBBh5K-r8x1UbR5css/w640-h360/Ungu%20Lucu%20Kreatif%20Tugas%20Kelompok%20Generasi%20Z%20Presentasi.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQOtFH5M9ngzHKUe6EW6Os0OJuurRe7NTeLO5NUJweEkcl0aZs2q1bJCkS1Xk2a0XoJJ_qSfN2yYCghky1XNlhzV1F01AC9Av4l8J7y_053XBH_eU26AcqXKROpgRaGiPXePjOpfG9tkl5IQuZPynp6B2zmfch6OF7AjVnhm6vNWBBh5K-r8x1UbR5css/s72-w640-c-h360/Ungu%20Lucu%20Kreatif%20Tugas%20Kelompok%20Generasi%20Z%20Presentasi.png
ETERNANEWS
https://eterna-news.blogspot.com/2024/06/kuliah-mahal-kerja-susah-gen-z.html
https://eterna-news.blogspot.com/
https://eterna-news.blogspot.com/
https://eterna-news.blogspot.com/2024/06/kuliah-mahal-kerja-susah-gen-z.html
true
7145129698342027077
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy