![]() |
| Dr. Lukman Noerochim |
BANGKITPOS.COM, Di tengah melimpah ruahnya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, menurut Staf Ahli FORKEI Lukman Noerochim terasa sangat aneh Indonesia memiliki jumlah hutang yang fantastis.
“Pasalnya jika seluruh kekayaan alam dicairkan dalam bentuk uang, Indonesia diperkirakan memiliki aset hingga mencapai ratusan ribu triliun rupiah. Itu perkiraan nilai cadangan terbukti dari minyak, gas, batubara, tembaga, emas, nikel, perak dan seterusnya dengan asumsi tidak ditemukan cadangan baru lagi. Ini yang ketemu saja di perut bumi, nilainya saat ini sekitar Rp 200 ribu triliun," ungkap pengamat energi Lukman Rabu (11/10/2017).
Mengapa kekayaan melimpah itu tidak bisa dinikmati rakyat? Menurutnya hingga saat ini aset negara sekitar 70-80 persen telah dikuasi bangsa asing.
“Ini semua karena ekonomi dan rezim liberal. Ciri-ciri pemerintahan yang menerapkan ekonomi neoliberalisme paling tidak ada beberapa hal. Pertama, negara hanya menjadi regulator dalam aktivitas ekonomi. Kedua, adanya privatisasi BUMN dan penghilangan hak istimewa BUMN. Ketiga, pencabutan subsidi. Keempat, menjadikan pajak sebagai tulang punggung pemasukan negara. Kelima, hutang,” imbuhnya.
Menurutnya, jika peran negara dinonaktifkan dari kegiatan ekonomi dan justru hanya sekedar menjadi regulator maka sumber daya alam yang ada akan dijadikan persaingan perebutan swasta domestik maupun asing.
“Akhirnya pendapatan negara yang harusnya melimpah jadi amat sedikit karena hanya mendapat bagi hasil dari swasta, dan terbukti prosentase bagi hasil dari hasil yang didapat sangat kecil. Dan perlu menjadi catatan penting bahwa setiap persaingan pengelolaan SDA selalu dimenangkan oleh asing,” pungkasnya. [jay]

COMMENTS