Sebelumnya pada Mei lalu, publik dibuat geger dengan terbongkarnya praktik aborsi ilegal di Bali dengan pasien tidak kurang dari 1.300 orang. Rata-rata pasien duduk di bangku sekolah dan kuliah, bahkan ada yang duduk di sekolah dasar. Motif aborsi di kalangan remaja tidak jauh dari seputar pergaulan bebas.
Betapa ngerinya mengetahui fakta di sekitar kita ini. Maraknya aborsi menunjukkan adanya krisis moral, hilangnya nurani dan menghilangkan nyawa sebelum lahir di dunia. Walaupun aborsi dilarang oleh agama dan negara tapi pelakunya seperti tidak punya rasa takut. Padahal aborsi juga bisa membahayakan sang ibu. Menurut BKKBN, aborsi menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu (AKI). Sebanyak 30% AKI disebabkan oleh aborsi yang tidak aman, sedangkan rate pelaku aborsi terbanyak pada usia 20—29 tahun, baik statusnya menikah atau pun tidak. (ICJR, 2023).
Maraknya aborsi menunjukkan ada yang salah dengan sistem kehidupan kita hari ini. Sekulerisme dengan konsep memisahkan aturan kehidupan dari agama akhirnya memunculkan kebebasan berpendapat dan kebebasan berperilaku. Terwujudlah liberalisasi dan pergaulan bebas, tidak ada pengaturan dalam pergaulan ataupun interaksi lawan jenis. Pergaulan bebas digaungkan, dipertontonkan, diserukan melalui berbagai media. Pornografi pornoaksi dimana mana. Aurat bertebaran. Konten berbau dorongan syahwat bergentayangan.
Akhirnya, kehidupan semakin bebas dan berisi pemuasan nafsu semata. Marak tindak kriminal yang merenggut kehormatan wanita. Tak terhitung pula akibat pacaran dan seks bebas yang berujung pada hamil di luar nikah. Lalu anak muda yang hamil tanpa kesiapan itu dihadapkan pada pilihan aborsi atau dampak mental yang mungkin ada jika tetap melahirkan anaknya.
Lalu bagaimana mengatasinya? Apakah cukup dengan edukasi reproduksi? Menghimbau gaya pacaran anak muda agar tidak sampai hamil?
Sumber utama kemerosotan moral generasi adalah gaya hidup liberal. Sistem kehidupan ini yang perlu kita benahi. Sebagai muslim, kita perlu yakin bahwa aturan islam ada untuk memanusiakan manusia, sesuai fitrahnya. Aturan islam mengatur ada pemisahan kehidupan antara lakilaki dan perempuan walaupun tetap boleh beraktivitas seperti dalam hal pendidikan, jual beli, dan lainnya. Islam juga menetapkan batas aurat bagi laki laki dan perempuan. Ada anjuran menundukkan pandangan, larangan memandang kepada lawan jenis dengan syahwat. Ada larangan berduaan non mahram, larangan campur baur, semua demi menjaga kemuliaan manusia.
Sistem pendidikan islam bertujuan menghasilkan individu yang bertakwa dan kepribadian islam kuat. Masyarakat didorong untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, meninggalkan sikap individualis, sebab islam adalah agama nasihat. Konten yang bisa diakses masyarakat hanya konten positif, bermanfaat, atau berpahala. Ada hukuman tegas untuk yang menyebarkan konten berbau syahwat. Zina dan perkosaan juga dihukum dengan tegas. Cambuk untuk yang belum menikah, dan rajam bagi pezina yang sudah menikah.
Dengan mekanisme ini interaksi laki laki dan perempuan terjaga. Terhindar dari pergaulan bebas, zina, aborsi, dan kerusakan lainnya. Sudah saatnya kita tinggalkan sekulerisme dan gaya hidup liberal. Wallahu a’lam.
Penulis: Iffah Wardatun Hamro (Eterna Foundation Purbalingga)
COMMENTS