Ngopi Yuk!

SHARE:

Benar memang. Setiap hari bisa jadi akan ada pesan di Whats App berupa ajakan untuk ngopi. Jika iya kita termasuk yang seperti ini, pastinya harus bersyukur. Sebab ajakan ini bisa jadi menjadi salah satu titik tolak atau titik balik dari sebagian perjalanan hidup. Tak hanya untuk sendiri, bisa jadi untuk ‘spektrum’ (red-dimensi) yang sangat luas. Artinya, jika memang tidak berada dalam kondisi sibuk. Sambutlah ajakan tersebut dan segeralah balas dengan "ok, share loc aja posisinya ya".

Kembali pada ajakan ngopi di atas. Ngopi itu sendiri sudah menjadi salah satu istilah yang menggantikan eksistensi kata nongkrong pada satu kondisi. Tentu tidak sepenuhnya benar. Akan tetapi secara substansi memiliki kesamaan bahwa ngopi dimaknai lebih kepada suasana di dalamnya. Lebih-lebih seandainya hal itu dilakukan bersama-sama dengan teman sejawat. Suasana nyaman bercengkerama dalam ruang ngopi sudah tidak melihat tempat ataupun hidangan apa yang menjadi bumbu tongkrongan dan obrolan mereka. Entah itu di pinggir jalan, teras rumah ataupun pada ‘entitas’ yang benar-benar warung atau kedai kopi. Mereka tetap akan asyik pada perbincangan hangat tersebut. 

Terhadap kondisi demikian itulah ada pemakluman bahwa ngopi bisa dipahami sebagai ruang dialektika. Bahkan bagi ia yang datang sendiri ngopi pun seringkali memanfaatkan momen tersebut guna menimbang segala rupa hal yang ada di dalam benaknya. Berharap ada satu jalan manis sebagai keberlanjutan langkah kedepannya. Apalagi ketika berkumpul bersama untuk ‘kongkow’ dan ngopi. Memungkinkan akan muncul dinamika dalam setiap timbal balik percapakan diantara mereka. 

***

Catatan ini hanyalah ekspresi pribadi dengan tidak menghilangkan hak subjektif mereka terhadap term ngopi itu sendiri. Hal ini karena tidak jarang mereka menggunakan momen ngopi untuk mendamaikan diri, menenangkan batin dan bisa jadi menghidur otak dengan ngosongin pikiran sambil menepi dari hiruk pikuk kepalsuan hidup. Tulisan sederhana ini lebih akan menekankan pada sebagian guyonan orang bahwa ngopi adalah ngobrol pintar. Di sinilah ruang dialektika yang saya maksud sebagaimana disebutkan di atas.

Tidak dipungkiri lagi bahwa obrolan dalam ngopi (ngobrol pintar) sangatlah beragam. Kadang berangkat dari perencaan awal berkaitan dengan isi perbincangan dalam ngopi, yang memang sejak awal sudah di desain topik apa nantinya. Atau seringnya sedari awal tidak ada rencana tema apa untuk dibahas saat ngopi. Obrolan berjalan alami berdasarkan latar belakang pengalaman maupun pendidikan masing-masing. Ngobrol ngalor-ngidul, guyon sana-sini dan kadang sejenak diam karena habisnya bahan obrolan dengan ditandai setiapnya fokus pada gawainya.

Paling asyik adalah saat terjadi kecelakaan dalam perkopian. Tetiba dalam ruang ngopi diperjumpakan dengan kenalan atau kawan lama kemudian bisa bersama nongkrong disitu. Meskipun mungkin berbeda pada disiplin ilmu, namun biasanya sudah satu frekeunsi pada beberapa isu-isu tertentu. Saat itulah dialog hangat tercipta. Sebuah gagasan ataupun wacana baru bisa jadi lahir dan menjembatani pada ngopi-ngopi selanjutnya.

***

Sebelum jauh pada poin catatan ini. Agaknya menarik untuk membaca beberapa kisah dalam sejarah berkaitan dengan ngopi ini. Adalah Sultan Murad IV dari Ksultanan Ottoman pada tahun 1633 menyatakan bahwa konsumsi kopi merupakan pelanggaran hukum.

Diketahui sebelumnya bahwa saudara dan paman dari Sultan Murad IV dibunuh oleh Janissaries, yaitu uni infantri yang sering nongkrong dan ngopi di kedai kopi. Kemudian semua kedai kopi dilarang beroperasi yang konon hal tersebut dilakukan guna menghindari perkumpulan para pemberontak.

Tidak jauh berbeda dengan Ottoman, di negara Inggris juga terjadi cerita menarik dengan kedai kopi. Di awali pada tahun 1652 kedai kopi buka di London. Hal ini adalah bentuk revolusi dari kehidupan masyarakat di London. Dulu budaya di Inggris sangat ketat dan tersusun rapih hingga duduk di samping orang lain dianggap sebagai tindakan radikal.

Hal ini berbeda jauh dengan kondisi kedai kopi kebanyakan, di mana biasanya satu meja bisa diisi oleh banyak orang yang ngopi sambil berdiskusi tentang isu yang berkembang. Bahkan ada juga yang menulis berita di dalam kedai kopi.

Namun karena saat itu ayah dari Raja Charles II, yaitu Raja Charles I dieksekusi saat Civil War di Inggris sehingga Raja Charles takut kalau perkumpulan di kedai kopi ini akan berubah menjadi gerakan politik. Sehingga Charles II mengeluarkan kebijakan tentang pembatasan penyebaran isu dan kabar palsu yang diawali di kedai kopi. Tentunya hal ini berimbas ke penutupan semua kedai kopi di London pada tahun 1675 yang untungnya hanya bertahan selama 11 hari. Karena semua warga London menuntut agar kedai kopi dibuka kembali.

Di Jerman pada tahun 1799, Raja Frederick pernah menyatakan perang terhadap kopi. Persitiwa ini dilatarbelakangi lebih karena budaya kerajaan yang menurutnya bir lebih sehat dibanding kopi. Meskipun setelah kematiannya larangan ini dihapuskan. Dalam sejarah Amerika dan Perancis pun. Warung kopi sangatlah dekat dengan perubahan sosial atau revolusi.

Hmmmm... Kok ngeriii... Hahaha...

Ya sebenarnya romantisme berhubungan dengan kedai kopi amatlah banyak. Kebetulan dan memang sengaja saya tertarik saja untuk menukil cerita-cerita di atas. Pembaca sendiri bisa dengan mudah mengakses baik dalam internet, jurnal penelitian atau buku-buku terkait. Bahkan di Indonesia sendiri saya yakin banyak sejarah menarik berkaitan dengan ngopi (ngobrol pintar) ini.

***

Baik. Khususnya pada konteks di Pare, saya memiliki beberapa pengalaman berharga tentang ngopi (ngobrol pintar) ini. Baik saat menepi di warung kopi ataupun bersama dengan kawan sejawat di Mojokuto (red-Pare) ini. Sejak 2017 akhir ketika pertama kali datang di Kampung Inggris dalam perenungan di salah satu warung kopi legend yakni Mbah Sob. Saya melihat sebuah model dan sistem pendidikan bahasa Inggris yang sangatlah unik dan luar biasa. Pada satu sisi sebenarnya menjadi otokiritik bagi pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini. Namun, pada sisi lainnya bisa di ambil positifnya.

Sejak saat itulah selalu terngiyang-ngiyang dalam benak wacana pribadi dengan grand design “Kampung Inggris untuk Pembangunan Nasional”. Hal yang tergambar saat itu adalah copy paste minimal satu pulau besar di Indonesia ada model seperti ini dengan tetap mempertimbangkan lokalitas daerah tertentu. Caranya dengan beberapa opsi yaitu cabang, waralaba dan sinergi semua stakeholder. Pada akhirnya setelah hampir empat tahun di sini, sudah ada pelaku lembaga kursus yang sudah berjalan pada esensi gagasan tersebut.

Sisi lain yang saya anggap penting juga pada waktu itu adalah “kok sepertinya perlu yah” jika ada semacam riset untuk melihat “tingkat kenyamanan” semua pihak khususnya masyarakat dalam lingkungan english village. Variabel yang digunakan berbasis pada pendekatan secara ekonomi. Alasannya sederhana karena hal tersebut secara praktis dirasakan oleh sebagian besar pihak. Alasan kedua menurut penilaian subjektif saya adalah karena dalam banyak hal kampung Inggris ini seakan menjadi miniatur pasar bebas. Bukan bicara soal salah atau benar dalam persoalan ini. Akan tetapi pertimbangan utamanya adalah “kenyamanan ekonomi” bersama dan keseimbangan ekosistem. Wacana ini pun tidak menutup kemungkinan ketika cara pandang variabelnya dengan pendekatan lain seperti budaya dan sebagainya. Intinya adalah, ini sekedar pikiran pribadi yang hingga sekarang tidak pernah dilakukan. Bersebab kebodohan dan kemalasan saya. Hehe.

Pengalaman lain dalam kegiatan hang out bersama kawan-kawan adalah munculnya wadah berupa Rumah Singgah bagi sesama perantau di Pare (­red-kampung inggris). Secara singkat ini adalah wadah atau ruang yang harapannya bisa menjadi jembatan, menggali potensi dan “merangsang” kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Mereka tetap harus fokus pada tujuannya belajar bahasa Inggris. Namun demikian ada celah mereka juga bisa merasakan sentuhan-sentuhan lain dari Pare itu sendiri. Bahwa Pare menyimpan banyak pembelajaran lain dan dalam beberapa kesempatan sayang untuk dilewatkan. Apa saja itu? Salah satunya silahkan bisa untuk ngopi di Semeru Café (Jl. Glagah, Kampung Inggris, Pare-Kediri), Kedai Wira Wiri (Jl. Pancawarna, Pare-Kediri) atau hubungi penulis (wkwkwk). Sekian []

*Lutfi S. Hidayat (23 Juni 2021)

COMMENTS

Nama

Berita,1083,Budaya,71,Daerah,73,Ekonomi,319,Hukum,217,Internasional,97,Kesehatan,27,Nasional,770,Opini,363,Pakar,306,Pembaca,12,Pendidikan,54,Politik,298,Redaksi,12,Redaktur,6,Sosial,99,Teknologi,31,Tokoh,94,Video,21,
ltr
item
ETERNANEWS: Ngopi Yuk!
Ngopi Yuk!
Catatan Warung Kopi
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh_9BkPJndbOEgZzf4Iw90DFE8KiIfFIxkN8FtaQNOTZ_jBJXZ9ivrNfQ6bArtCSumpdLjqjpbg0bQd_jPUcp69V7-gP8_7OE4KopCUisaHSFzYKXvZpDpbLL3pbmgXSq5Kpk83q29US56u0n_66_B6d1TWv5R-LtZmktUL93DhVObF0x5j0t9k8SVx=w640-h404
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh_9BkPJndbOEgZzf4Iw90DFE8KiIfFIxkN8FtaQNOTZ_jBJXZ9ivrNfQ6bArtCSumpdLjqjpbg0bQd_jPUcp69V7-gP8_7OE4KopCUisaHSFzYKXvZpDpbLL3pbmgXSq5Kpk83q29US56u0n_66_B6d1TWv5R-LtZmktUL93DhVObF0x5j0t9k8SVx=s72-w640-c-h404
ETERNANEWS
https://eterna-news.blogspot.com/2022/03/ngopi-yuk.html
https://eterna-news.blogspot.com/
https://eterna-news.blogspot.com/
https://eterna-news.blogspot.com/2022/03/ngopi-yuk.html
true
7145129698342027077
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy