![]() |
| Ilham Efendy |
BANGKITPOS.COM, Amerika dan sekutu-sekutunya sedang membangun berbagai mitos untuk membenarkan kemungkinan intervensi. Menurut Direktur Resist Invasion Center (RIC) Ilham Efendy, hingga saat ini, AS telah mengandalkan negara-negara kaki tangannya (proxy states) di kawasan itu dengan harapan bahwa kepentingannya akan terlindungi, dengan memakai sebesar-besarnya mesin negara Suriah.
“Senjata kimia tetap akan menjadi alasan untuk dilakukannya campur tangan di negara itu jika umat di ambang menggulingkan rezim al-Assad,” ujarnya kepada wartawan BANGKIT POS Rabu, 04 Oktober 2017.
Ilham memaparkan, berbagai rangkaian peristiwa politik dan militer menunjukkan bahwa AS akan melakukan intervensi jika umat di Suriah berada di ambang penggulingan al-Assad karena umat akan menggantikannya dengan penguasa yang lain yang bukan merupakan agen atau kaki tangan (proxy) dari AS.
“Penyebaran senjata kimia adalah alasan dan akan menjadi dalih campur tangan jika rencana itu tercapai. AS telah menghambat kemajuan pihak oposisi dengan tidak memberikan senjata berat dan menghentikan negara-negara lain melakukannya, dalam rangka membangun suatu alternatif di negara yang setia kepada Amerika,” imbuhnya.
Masih menurut Ilham, mesin militer Amerika akan melakukan intervensi jika ada peningkatan kemampuan umat lebih lanjut dan menunjukkan tanda-tanda jatuhnya rezim al-Assad.
“Setelah beberapa tahun pertempuran, untuk saat ini AS telah gagal dalam membangun sebuah alternatif, menghentikan kemajuan umat dan memikat pihak oposisi dengan janji-janji senjata berat tetap merupakan strateginya,” pungkasnya. [yog]

COMMENTS