![]() |
Fajar Afifudin dari LARAS |
BANGKITPOS.COM, Fajar Afifudin dari Lingkaran Analisis (LARAS) menilai Indonesia didera masalah kelistrikan dan terjadi kenaikan tarif secara terus-menerus..
“Masalah ini sesungguhnya kembali kepada pemerintah kita dan sistem kapitalisme yang gagal. Pemerintah telah melalaikan tanggungjawabnya dalam menyediakan berbagai kebutuhan dasar bagi masyarakat secara murah bahkan gratis seperti listrik dan BBM. Akibatnya, kenaikan Tarif Dasar Listrik secara periodik menjadi konsekuensi yang memberatkan rakyat, ” ujar Fajar kepada BANGKIT POS Ahad, 27 Agustus 2017.
Fajar menuturkan keterbatasan PLN untuk memasok ketersedian listrik menyebabkan pemerintah mengundang swasta untuk ikut membangun fasilitas pembangkit dan transmisi. Swasta menjawab undangan ini dengan meminta kontrak karya keharusan PLN membeli listrik mereka, tentu dengan harga lebih mahal.
Upaya privatisasi ini dilakukan oleh pemerintah dengan alasan meningkatkan efesiensi dan transparansi serta mengurangi subsidi listrik sehingga bisa menghilangkan korupsi di tubuh PLN.
“Padahal masalah efisiensi dan transparansi serta meningkatnya subsidi adalah sebagian besar disebabkan masalah teknis yang sangat bergantung pada kemampuan manajerial dan kememimpinan PLN serta faktor luar PLN. Salah satu sumber inefisiensi yang terjadi pada tubuh PLN di antaranya dipicu oleh regulasi minyak dan gas, ” imbuhnya.
Fajar menjelaskan bahwa penyebab terjadinya masalah adalah UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas terutama pasal 22 yang menyebabkan kelangkaan gas. Pasalnya, gas dari lapangan di dalam negeri oleh perusahaan gas asing sesuai dengan UU itu lebih banyak diekspor dibandingkan memenuhi kebutuhan dalam negeri. [ar]
COMMENTS