![]() |
| Lutfi Sarif Hidayat, Direktur Civilization Analysis Forum (CAF) |
BANGKITPOS.COM, Direktur Civilization Analysis Forum (CAF), Lutfi Sarif mengomentari sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia. Lutfi mengatakan dengan sumber daya alam yang melimpah-ruah tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat.
“Di tengah-tengah potensi kekayaan alam yang begitu luar biasa. Alih-alih memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, justeru menjadi santapan empuk bagi pihak-pihak asing dan pada akhirnya ketimpangan ekonomi pun terjadi,” ujar Lutfi sebagaimana dikutip dalam kabarnasional.info Senin, 11 September 2017.
Baca juga:
Freeport Kembali Bisa Beroperasi Hingga 2041
Pengamat Sebut RAPBN 2018 Bukti Kian Lemahnya Ekonomi
Komentari RAPBN 2018, Direktur CAF: Kapitalisme Liberal di Indonesia Menuju Kesempurnaan
Lutfi mengatakan bahwa masalah ekonomi di Indonesia sebenarnya sangatlah kompleks. Mulai dari pengangguran, inflasi, rendahnya daya beli masyarakat, lemahnya nilai rupiah, kemiskinan dan masalah ekonomi lainnya. Sehingga tidak berlebihan jika Indonesia belum mampu mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran, keadilan dan kedaulatan dalam bidang ekonomi.
Baca juga:
Pengamat Desak Pemerintah Hentikan ‘Bergurau’ Kelola Ekonomi Negara
Pengamat: Indonesia Darurat Ketimpangan Ekonomi
Subsidi Listrik Dicabut, Direktur CAF: Negara Belum Menjamin Kesejahteraan Rakyat
“Hal ini sebenarnya terjadi karena paradigma ekonomi yang digunakan sejak awal sudah tidak tepat. Indonesia menyerahkan kegiatan ekonomi kepada mekanisme pasar yang begitu bebas. Indonesia kini menerapkan apa yang disebut dengan paradigma ekonomi neo-liberalisme. Sehingga perusahaan swasta khususnya asing bisa dengan leluasa menguasai kekayaan-kekayaan alam Indonesia,” imbuhnya.
Lutfi menambahkan, Indonesia juga sedang terjangkiti penyakit berupa ketimpangan ekonomi, bahkan sudah sampai level darurat. Tidak berlebihan jika Indonesia sedang mengalami ketimpangan ekonomi. [as]

COMMENTS