![]() |
| Hanif Kristianto |
BANGKITPOS.COM, Bulan September sepertinya selalu ramai dengan isu yang menjadi perbincangan. Utamanya adalah isu kebangkitan Komunisme Gaya Baru (KGB). Kondisi ini memang mencuat semenjak awal kepemimpinan Presiden Jokowi. Bermula dari wacana adanya permintaan maaf kepada korban dan penampakan simbol-simbol PKI di ranah publik.
Peristiwa G30S PKI memang tercatat sebagai sejarah hitam dan kelam. Banyak manusia dibunuh disebabkan keinginan berkuasa dengan gagasan komunisme. Berkaca dari sejarah ada hal yang menarik untuk dikaji. Ada rambu-rambu yang harus dipahami bahwa sejarah bukanlah sumber pembenaran. Sejarah menjadikan pelajaran dan kajian mendalam untuk menilai suatu peristiwa. Karena, sejarah sering berjalan sesuai kepentingan penguasa pada masanya.
Menanggapi isu panas PKI di September ini, Hanif Kristianto, Analis Politik dan Media pun mengatakan “Isu panas PKI mirip teori konflik yang diterapkan pengusung komunisme. Sistem komunisme seperti yang diungkapkan Vaclav Havel dari Cekosloakia dikaitkan erat dengan terorisme yang dijalankan secara sistemik dan dibarengi dengan kekejaman. Sistem ini dijalankan dengan tersembunyi. Tidak tampak dari luar segenap kekejaman yang sedang berlangsung," ujarnya kepada BANGKITP POS Senin, 25 September 2017.
Polarisasi isu komunisme sengaja dihembuskan demi kepentingan asing dalam membakar radikalisme umat Islam. Kondisi seperti ini menurut Hanif sebagai bagian menyembunyikan kegagalan kapitalisme berwujud neoliberalisme dalam menyejahterakan rakyat di Indonesia. Semua tahu bahwa komunisme merupakan musuh kapitalisme sejak dulu. Adapun Islam juga dijadikan musuh tatkala komunisme redup dan hilang pengaruhnya.
“Rakyat, khususnya umat Islam harus waspada dengan skenario ini. Benar, jika umat Islam memang membenci komunisme karena meniadakan Tuhan, tapi jangan lupa umat Islam sengaja dimanfaatkan demi kepentingan asing,” imbuhnya.
Hanif juga menambahkan, umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia harus memiliki kesadaran sejarah ideologi dan politik. Tujuannya jelas bahwa ideologi selain Islam merupakan ideologi salah dan memberikan kesengsaraan dalam kehidupan. Selain itu, isu komunisme juga dimanfaatkan untuk kepentingan pemetaan ekstrim kanan dan ekstrim kiri.
“Tidak layak komunisme itu bangkit kembali di negeri ini, begitu pun kapitalisme juga jangan sampai dijadikan aturan kehidupan. Sebaliknya, hendaknya umat sadar untuk kembali pada Islam yang membawa kerahmatan bagi alam. Karena Islam dari Allah Sang Pencipta manusia,” pungkasnya. [bp]

COMMENTS