![]() |
| Agung Wisnuwardana |
BANGKITPOS.COM, "Menjelang reformasi, di awal tahun 90 an, mulai ada anak-anak muda terutama dari kalangan mahasiswa yang mendiskusikan dan menggandrungi ide-ide marxisme. Walau semua dilakukan dengan pola underground," ujar Agung Wisnuwardana kepada BANGKIT POS Selasa, 26 September 2017.
Praktisi politik ini menjelaskan bahwa tak bisa dipungkiri sebagian dari mereka adalah jebolan kasebul (kaderisasi sebulan) besutan Pater Beek. Sehingga Agung merasa waspada dan khawatir jika benar-benar terjadi kebangkitan neo komunis.
Menurutnya aktualisasi geraknya terwujud dalam aksi-aksi anti Soeharto di awal tahun 90 an. Aksi pertama tahun 94 diinisiasi oleh anak-anak muda new left (kiri baru). "Ada 10 orang dari mereka akhirnya harus dibui oleh Soeharto. Mereka memang disiapkan sebagai mesin pendobrak dengan manajemen aksinya," imbunya.
Lebih lanjut Agung mengatakan energi new left semakin menguat pada generasi berikutnya dalam bentuk partai berhaluan sosdem (sosialis-demokratik) pada tahun 1996. Pada masa itu partai ini dicurigai sebagai Neo PKI. "Mereka pun tak berselang lama dibabat oleh Soeharto," lanjutnya.
Walaupun partai sosdem nya tak berkembang, tetapi anasir-anasir nya menyebar dalam gerakan mahasiswa yang ikut menjadi pendorong utama penggulingan Soeharto tahun 1998.
Pasca reformasi nampak beredar buku-buku dari penerbit indie yang isinya sangat berani menyebarkan ide komunisme dan membedah kehebatan tokoh-tokohnya. "Hampir di setiap pameran buku umum, bisa dipastikan Anda menjumpai buku-buku semisal," tuturnya.
Menjelang pilpres 2014, mereka merapat ke Jokowi dan partai pemenang pemilu. Termasuk mendorong munculnya anak-anak eks PKI untuk bicara. "Kontrak politiknya adalah Jokowi berkomitmen menuntaskan pelanggaran HAM berat tahun 1965-1966," pungkasnya. [bp]
Pasca reformasi nampak beredar buku-buku dari penerbit indie yang isinya sangat berani menyebarkan ide komunisme dan membedah kehebatan tokoh-tokohnya. "Hampir di setiap pameran buku umum, bisa dipastikan Anda menjumpai buku-buku semisal," tuturnya.
Menjelang pilpres 2014, mereka merapat ke Jokowi dan partai pemenang pemilu. Termasuk mendorong munculnya anak-anak eks PKI untuk bicara. "Kontrak politiknya adalah Jokowi berkomitmen menuntaskan pelanggaran HAM berat tahun 1965-1966," pungkasnya. [bp]

COMMENTS