![]() |
| Ilustrasi |
BANGKITPOS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan di era Orde Baru, Fuad Bawaziermengingatkan petinggi ekonomi keuangan Pemerintah agar tidak terlena membanggakan “kesuksesan” atas pencapaian indikator ekonomi makronya yang stabil. Propaganda seperti itu dianggapnya menyesatkan sebab faktanya kondisi ekonomi kurang baik.
“Jadi, tidak ada yang perlu dibanggakan dengan makro ekonomi Indonesia sekarang ini. Propaganda ‘sukses’ yang terus menerus bisa menyesatkan,” tegas Fuad, yang dikutip intelejen.co.id, di akhir pekan ini.
Menurut Fuad, jika hal itu dibiarkan, lama-lama Pemerintah Jokowi sendiri bisa terlena karena percaya pada kebohongan atau propagandanya sendiri. “Stabilitas makro penting, tapi itu saja tidak cukup. Sebab ukuran sukses sesungguhnya di sektor riil atau mikro. Dan, di mikro kita sedang babak belur,” jelas Fuad.
Seperti diketahui, para pejabat penting di bidang ekonomi dan keuangan Pemerintahan Joko Widodo sibuk membanggakan “sukses” dengan kebijakan ekonomi makronya yang stabil. Padahal, faktanya, Presiden Jokowi mendesak para pejabatnya agar mengambil berbagai langkah konkrit untuk mendongkrak ekonomi Indonesia.
Fuad mengkhawatirkan keadaan ekonomi Indonesia saat ini dan sikap pejabatnya yang terlena dengan ‘pencitraan’ bahwa indikator ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomiyang baik. “Jadi makro ekonomi kini bisa dibilang ‘OK’ dan masih ‘OK’, tapi sebenarnya terus memburuk. Dan ingat, lama-lama bisa ambruk,” tegas Fuad.
Fuad mengatakan ekonomi makro Indonesia sejak 50 tahun terakhir ini (awal Orba sampai sekarang) praktis stabil (begini-begini saja, kecuali saat terkena krisis moneter) dengan kecenderungan memburuk.
“Sebab, dulu pertumbuhan bisa mencapai 6-7 persen, sekarang hanya 5 persen. Cadangan devisa juga relatif stabil jika diukur rationya terhadap impor. Inflasi plus-minus sama/relatif stabil, bahkan rata-rata pertumbuhan kredit perbankan dulu lebih tinggi dari sekarang,” beber Fuad. [bp]
Sumber: swamedium.com

COMMENTS