![]() |
| R. Andhika Putra Dwijayanto |
BANGKITPOS.COM, Mungkin banyak orang belum mengetahui jika di Indonesia ternyata memiliki potensi nuklir. Tidak hanya potensi, namun juga sudah ada pemanfaatan dari energi nuklir.
"Kalau yang dimaksud potensi nuklir itu potensi energi nuklirnya, maka sebenarnya Indonesia tidak kaya-kaya amat. Cadangan uranium Indonesia berkisar 80 ribu ton, sementara thorium sekitar 130 ribu ton. Maka, agar potensi yang tidak terlalu banyak ini bisa dimanfaatkan secara optimal, harus pakai teknologi reaktor maju, " ujar R. Andhika Putra Dwijayanto kepada BANGKIT POS Jumat 24 Agustus 2017.
Andhika adalah alumnus dari Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada. Dia menuturkan jika di Indonesia sudah dirancang teknologi yang bisa dimanfaatkan.
Andhika adalah alumnus dari Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada. Dia menuturkan jika di Indonesia sudah dirancang teknologi yang bisa dimanfaatkan.
"Ada ilmuwan Indonesia yang sudah merancang teknologi reaktor maju yang menggunakan thorium. Nama reaktornya Passive Compact Molten Salt Reactor, cari saja di google scholar. Kalau pakai reaktor ini, seandainya ada 100 unit reaktor dengan daya masing-masing 1000 MWe, maka cadangan thorium domestik bisa cukup untuk 1000 tahun ke depan, " imbuhnya.
Asisten penelitian Teknologi Energi Nuklir yang tergabung dalam Komunitas Muda Nuklir Nasional (Kommun) ini menambahkan bahwa di Indonesia sudah ada upaya pemanfaatan dari energi nuklir. Meskipun selama ini baru dimanfaatkan dalam reaktor riset saja. Menurutnya ada tiga reaktor nuklir riset di Indonesia, ketiganya dikelola Batan. Masing-masing di Serpong, Bandung dan Yogyakarta. Karena namanya juga riset, ya tidak bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Selain itu Andhika menambahkan dalam penerapan teknologi nuklir selain di bidang energi, sudah lebih baik. Dalam keterangannya ada rekayasa genetika tanaman menggunakan radiasi nuklir untuk menghasilkan bibit unggul. Ada juga pemanfaatan radiasi nuklir untuk pengawetan makanan serta sterilisasi. Di dunia industri, radiasi nuklir biasanya dipakai untuk non-destructive test. Di dunia medis, radioisotop juga digunakan untuk deteksi penyakit dan terapi kanker.
"Biar begitu, saya sepakat dengan pernyataan dosen saya, bahwa produk utama dari teknologi nuklir itu energinya. Sisanya cuma remah-remah, " pungkasnya. [ar]

COMMENTS