![]() |
| Ismail LARAS |
BANGKITPOS.COM, Banyak cara untuk melihat apakah pembangunan di suatu negeri dikatakan gagal atau tidak. Salah satu indikatornya adalah dengan melihat persoalan kesejahteraan.
“Jika pemerintah menyatakan berhasil meningkatkan kesejahteraan umat dengan naiknya pendapatan perkapita, maka dari sisi realitas justru masyarakat ditimpa berbagai kesulitan hidup dan kemiskinan yang tidak dapat dientaskan,” ujar Direktur Lingkaran Analisis (LARAS) M. Ismail kepada BANGKIT POS Selasa, 22 Agustus 2017.
Ismail menjelaskan jika pemerintah menyatakan berhasil menurunkan rasio hutang terhadap PDB, maka dari sisi realitas justru beban cicilan hutang semakin bertambah sedangkan jumlah hutang tidak pernah berkurang.
“Kegagalan pembangunan Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan yang adil bagi rakyat tentu tidak lepas dari kesalahan model pembangunan yang diadopsi. Kami mencatat tiga masalah utama model pembangunan yang menjadi faktor kunci kegagalan,” imbunya.
Ia juga menuturkan ada tiga masalah yang dihadapi, yaitu pembangunan yang menciptakan ketergantungan, pembangunan yang bertumpu pada politik pertumbuhan dan pembangunan yang hanya berpihak pada pasar.
“Ini sekedar contoh saja mas, ingat ketika pemerintah melakukan pembatasan pengeluaran dan subsidi untuk pendidikan, kesehatan, listrik dan energi, transportasi dan telekomunikasi, air bersih, infrastruktur dan layanan publik,” tuturnya.
Selain itu Ismail mengungkapkan adanya pembatasan belanja publik adalah untuk menjamin kemampuan pemerintah dalam membayar hutang dan menyerahkan sektor publik tersebut ke swasta dan asing sebagai realisasi pasar bebas. Akibat yang diciptakan kata Ismail adalah harga barang publik dan tarif layanan publik menjadi mahal. [yoga]

COMMENTS