![]() |
| Luhut Binsar Panjaitan |
BANGKITPOS.COM, NUSA DUA - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan dana sebesar Rp 868 miliar untuk mensukseskan pertemuan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali. Dana tersebut digunakan untuk menyiapkan akomodasi dan kesiapan lainnya untuk menunjang pertemuan tahunan tersebut.
Menko Maritim Luhut Pandjaitan mengungkapkan, dari Rp 868 miliar, yang digunakan secara nyata sekitar Rp 600 miliar. Sedangkan sekitar Rp 243 miliar sisanya dari BI digunakan untuk menyewa hotel di Bali dan akan dikembalikan lagi oleh delegasi saat acara.
"Anggaran tepatnya adalah Rp 868 miliar. Rp 243 miliar untuk sewa hotel dari delegasi itu akan dikembalikan ke Indonesia. Jadi kita dalam praktisnya mengeluarkan kira-kira Rp 655 miliar untuk infrastruktur dan culture event. Untuk hotel di-finance oleh BI dulu, nanti direimburse dari orang yang berminat," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Panitia Nasional Persiapan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Jumat (25/8/2017).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan, Rp 600 miliar dikeluarkan dari APBNP 2017. Anggaran tersebut semaksimal mungkin digunakan untuk melengkapi kebutuhan dari dalam negeri, sehingga berdampak ke pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Total anggaran Rp 600 miliar dari APBN untuk membeli berbagai produk lokal. Ini dari produk lokal, furniture, supply makanannya ini juga banyak memperbaiki ekonomi kita untuk linkage," tutur Sri Mulyani.
Sedangkan, potensi penerimaan dalam negeri dari acara tahunan tersebut diperkirakan mencapai US$ 100 juta. Angka tersebut didaparkan dari potensi penerimaan hotel dan akomodasi di Bali selama perhelatan acara.
"Benefit potensinya yang bisa estimasi US$ 100 juta. Pertama untuk hotel dan akomodasi, transportasi termasuk taksi dan bus termasuk pengeluaran setiap hari seminggu," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga bercerita saat ia menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia dan berkunjung ke Peru. Di sela tugasnya, ja menyempatkan diri untuk menikmati kuliner khas setempat.
"Waktu saya di World Bank 7 hari saya di Peru saya rasakan dengan harga yang tidak murah setiap hari untuk makan. Jadi ini hotel dan restoran yang populer sudah direservasi setahun sebelumnya," ujar Sri Mulyani. [dtk]

COMMENTS